Skip to main content

A moral lesson about honesty from a beggar and a merchant

 




One day, a poor beggar was wandering through a busy marketplace when his eyes caught something lying on the ground, it was a leather purse. Curious and hopeful, he picked it up and opened it. To his amazement, the purse contained exactly 100 pieces of gold. The beggar, though poor, was a man of strong moral character. As he held the heavy pouch in his hands, he overheard a nearby merchant shouting desperately, “A reward! A reward to whoever finds my leather purse!” 

Seeing an opportunity to do what he believed was right, the beggar approached the merchant. “Sir,” he said politely, “I believe this is what you’re looking for. I found this purse lying over there in the market. May I kindly ask for the reward you mentioned?” 

The merchant, seeing his purse returned, snatched it greedily from the beggar’s hands. After hastily counting the gold, a look of false outrage spread across his face. “This cannot be my purse,” he sneered. “The one I lost had 200 gold coins in it. You must have stolen the rest. I won’t reward a thief! Leave now or I’ll have you arrested!” 

Shocked and insulted, the beggar stood his ground. “I am an honest man. I didn’t take anything that wasn’t mine. If you truly believe I’m lying, then let us take this matter to court.” 

In the courtroom, the judge listened carefully to both parties. He studied their expressions and considered their words. After a brief moment of reflection, the judge declared, “Both of your statements may be true in your own minds, but justice must be based on facts. Merchant, you claimed that your lost purse contained 200 gold coins. However, the purse returned by the beggar has only 100. Therefore, it could not possibly be the same purse you lost.” 

The judge then turned to the beggar and said, “Since no one else has claimed this purse, and you were the one who found it and returned it honestly, the purse rightfully belongs to you.” With those words, the judge handed the purse and all its contents to the beggar. 

What we can take from this story is true honesty doesn't always receive immediate reward, but in time, truth and fairness will prevail. Greed, on the other hand, blinds a person to justice and can cost them more than they hoped to gain.  

Adapted from Peter Haddock Ltd, 2003

Pesan moral tentang kejujuan dari kisah pengemis dan pedagang

Suatu hari, seorang pengemis miskin sedang berjalan menyusuri pasar yang ramai ketika ia melihat sesuatu tergeletak di tanah, ternyata itu adalah sebuah dompet kulit. Dengan penuh rasa ingin tahu dan harapan, ia memungutnya dan membukanya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat bahwa dompet itu berisi tepat 100 keping emas. Meski hidup dalam kemiskinan, pengemis ini adalah sosok yang jujur dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Saat ia masih memegang dompet berat itu di tangannya, ia mendengar seorang pedagang berteriak panik tidak jauh darinya, “Imbalan! Imbalan bagi siapa saja yang menemukan dompet kulitku!” 

Melihat kesempatan untuk berbuat baik, sang pengemis pun mendekati pedagang itu. “Tuan,” katanya dengan sopan, “saya rasa ini milik Anda. Saya menemukannya tergeletak di pasar. Bolehkah saya menerima imbalan seperti yang Anda janjikan?” 

Pedagang itu langsung merebut dompet tersebut dengan rakus dari tangan pengemis. Setelah menghitung isinya dengan tergesa-gesa, wajahnya langsung berubah, berpura-pura marah dan kecewa. “Ini bukan dompetku!” bentaknya. “Dompet yang aku jatuhkan tadi berisi 200 keping emas. Kau pasti sudah mencuri sisanya! Jangan harap kau akan menerima imbalan. Pergi sana, atau akan kulaporkan ke polisi!” 

Terkejut dan merasa dihina, pengemis itu tidak mundur. “Saya orang jujur. Saya tidak mengambil sedikit pun dari yang bukan milik saya. Kalau Anda benar-benar yakin saya berbohong, mari kita selesaikan di pengadilan.” 

Di ruang sidang, sang hakim mendengarkan kedua belah pihak dengan saksama. Ia mengamati ekspresi mereka dan mempertimbangkan setiap pernyataan. Setelah berpikir sejenak, hakim pun berkata, “Keduanya mungkin berkata jujur menurut pemahamannya masing-masing. Namun, keadilan harus berdasarkan pada fakta. Pedagang, Anda menyatakan bahwa dompet Anda yang hilang berisi 200 keping emas. Tetapi dompet yang dikembalikan oleh pengemis ini hanya berisi 100 keping. Maka jelas, dompet ini bukan milik Anda.” 

Hakim lalu menoleh ke arah pengemis. “Karena tidak ada pihak lain yang mengklaim dompet ini, dan karena Anda telah menemukannya dan mengembalikannya dengan jujur, maka dompet ini menjadi hak Anda sepenuhnya.” Dengan keputusan itu, hakim menyerahkan dompet beserta seluruh isinya kepada sang pengemis. 

Pesan yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah kejujuran mungkin tidak langsung membawa ganjaran, tetapi pada akhirnya, kebenaran dan keadilan akan menang. Sifat serakah justru membutakan seseorang terhadap kebenaran dan bisa membuatnya kehilangan lebih dari yang ingin ia dapatkan.

Comments