Skip to main content

Don’t Let Unfiltered Information Overwhelm You : Trust Your Mind and Intuition


Hello, i'm Roy, an ordinary thinker who enjoys exploring ideas and writing from the heart. I'm not a psychologist, philosopher or life coach. I'm simply someone who’s fascinated by how the mind works, how people navigate their lives, and how we often drown in oceans of information in the name of progress. This article isn’t meant to teach you, argue with experts, or create a new set of opinions to add to the noise. In fact, it’s the opposite. I hope to help you pause, reflect, and reclaim your own voice in a world that constantly tries to speak for you. 

Just to clarify when I mention “information” in this context, I’m specifically referring to goal-oriented or success-driven content, the kind people seek when they’re trying to build something, chase a dream, or start a new chapter like launching a business or passion project. This isn’t about general knowledge, news, or learning for curiosity’s sake, that’s always valuable. But when someone, especially a beginner, tries to take the first step and gets flooded with endless dos and don’ts, formulas, and conflicting strategies, it can do more harm than good. The truth is, many of us already have what we need the mindset, the motivation, and even the resources. What’s missing isn’t more information, it’s the courage to start, and the clarity to trust what we already know deep down. 

We live in a time where information flows faster than water. Advice comes in waves, trends shift overnight, and everyone has something to say about what you should do, must follow, or need to change. Social media, podcasts, news outlets, YouTube tutorials, motivational speakers, all of them bombard us daily with a thousand ways to live a "better" life. The internet promised to give us knowledge, but somewhere along the way, it began flooding us with opinions. That’s not always a bad thing, information is power, yes but unfiltered, nonstop information can be mentally paralyzing. It can blur our own thoughts, silence our instincts, and make us forget how to trust ourselves. 


Imagine you’re standing in a crowded room where everyone is shouting their version of the truth. Even if you came in knowing what you wanted to say, after a while you begin to second-guess yourself. Should I speak now? Should I be louder? Am I even right? That’s what happens inside your mind when you scroll through too many “how-to” posts, listen to too many voices, and delay action because you're waiting for the perfect answer. The brain is not just a storage unit, it’s a filter, and when we overload it, we stop thinking clearly. We become reactive instead of intentional. 

Sometimes, the smartest thing you can do is to shut off the noise and listen inward. You don't need the entire world to validate your direction. You need peace, clarity, and self-trust. If something feels aligned, if you enjoy the journey and believe in your path, then walk it. You don’t have to wait for approval from a thousand opinions to do something you were already drawn to. That little voice inside you, the one that’s calm, steady, and often drowned out deserves more attention than the loudest trend on your feed. 

I’m not saying information isn’t valuable. Of course it is. We all need guidance, insight, and learning. But what we don’t need is to be stuck in the trap of constant comparison, second-guessing, and hesitation. There is a difference between being informed and being overwhelmed. And that difference is the ability to stop consuming for a moment and start creating, doing, or even just breathing. 

Here’s a simple analogy: Picture a plant. It needs sunlight, water, and air to grow. But give it too much of any of those things, too much sun, too much water, or too much carbon dioxide and it begins to rot, suffocate, or wither. The same goes for your mind. It needs knowledge, yes but in the right amount. The goal is balance, not overload. 

In my own life, I’ve realized that clarity doesn’t always come from learning more. Often, it comes from doing less, consuming less, doubting less, and simply committing to the choices that feel right in your gut. The world may scream a thousand directions at you, but only you walk your path. Trust that your steps, even when uncertain, matter. Trust that your timing isn’t wrong just because it’s different. 


So if you’re feeling overwhelmed, take a breath. Step back. Don’t chase every answer. Instead, create your own rhythm. Turn down the volume of the world and turn up the volume of your own heart. You’re not behind. You’re not missing out. You’re just trying to move forward in a world that often moves too fast. 

In the end, don’t let the flood of information drown your identity. Let it inform you but never define you. Because the wisest decisions often don’t come from knowing everything, they come from knowing yourself.

Jangan Biarkan Informasi yang Tak Tersaring Membebani Pikiranmu : Percaya pada Akal dan Intuisimu

Halo, saya Roy, seorang pemikir biasa yang senang mengeksplorasi gagasan dan menulis dari hati. Saya bukan psikolog, filsuf ataupun pelatih hidup. Saya hanyalah seseorang yang tertarik pada cara kerja pikiran, bagaimana orang mengambil keputusan dalam hidupnya, dan bagaimana kita sering kali tenggelam dalam lautan informasi atas nama kemajuan. Tulisan ini bukan untuk menggurui, membantah para ahli, atau menambah kebingungan dengan opini baru. Justru sebaliknya, saya berharap tulisan ini bisa membuat kamu berhenti sejenak, merenung, dan kembali mendengar suara hatimu sendiri di tengah dunia yang terus-menerus bicara atas namamu. 

Sebagai penjelasan tambahan, ketika saya menyebut “informasi” di sini, maksudnya lebih kepada informasi yang berkaitan dengan tujuan hidup atau pencapaian mimpi, bukan informasi umum atau pengetahuan yang bersifat edukatif semata. Misalnya, seseorang ingin memulai bisnis atau proyek yang ia impikan, lalu ia mencari panduan dan tips karena masih pemula dan merasa kurang pengalaman. Tapi yang ia temukan justru lautan informasi yang saling bertentangan, ada yang bilang jangan begini, harus begitu, jangan dulu, tunggu ini, ikuti itu. Padahal kalau dilihat lebih dalam, orang itu mungkin sudah punya bekal, secara mental siap, modal pun ada. Yang kurang bukan informasi, tapi keberanian untuk mulai dan keyakinan untuk mempercayai langkahnya sendiri. 

Kita hidup di era di mana informasi mengalir lebih cepat daripada air. Nasihat datang bertubi-tubi, tren berubah semalam, dan semua orang merasa perlu menyampaikan pendapat tentang apa yang harus kamu lakukan, wajib kamu ikuti, atau perlu kamu ubah. Media sosial, podcast, portal berita, tutorial YouTube, motivator online, semuanya setiap hari membombardir kita dengan seribu cara untuk menjalani hidup yang “lebih baik.” Internet memang menjanjikan pengetahuan, tapi di tengah jalan, ia justru membanjiri kita dengan opini. Itu bukan selalu hal buruk, informasi memang penting tapi informasi yang terus-menerus masuk tanpa saringan bisa membuat pikiran kita lumpuh. Ia bisa memburamkan pemahaman kita sendiri, membungkam intuisi, dan membuat kita lupa cara percaya pada diri sendiri. 


Bayangkan kamu berada di ruangan penuh orang yang semuanya berteriak menyuarakan kebenarannya masing-masing. Meski kamu datang dengan niat untuk bicara, lama-lama kamu mulai ragu: Haruskah aku bicara sekarang? Haruskah aku lebih keras? Apa aku benar? Itulah yang terjadi di dalam pikiran kita ketika kita terlalu sering mengonsumsi konten “how-to”, mendengarkan terlalu banyak suara, dan terus menunda langkah karena menunggu jawaban yang sempurna. Otak bukan sekadar tempat penyimpanan, ia juga filter. Dan ketika kita memaksanya menyerap terlalu banyak, kita kehilangan kejernihan berpikir. Kita menjadi reaktif, bukan lagi bertindak dengan kesadaran. 

Kadang, hal paling bijak yang bisa kita lakukan adalah mematikan kebisingan dan mendengarkan suara dari dalam. Kamu tidak membutuhkan dunia untuk menyetujui arahmu. Yang kamu butuhkan adalah ketenangan, kejelasan, dan rasa percaya diri. Jika sesuatu terasa selaras, jika kamu menikmati prosesnya dan percaya pada jalannya, maka jalani. Kamu tidak perlu validasi dari seribu opini untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah kamu rasakan sejak awal. Suara kecil di dalam dirimu yang tenang, stabil, dan sering diabaikan, justru seringkali paling layak didengar. 

Saya tidak sedang mengatakan bahwa informasi itu tidak penting. Tentu penting. Kita semua butuh wawasan, arahan, dan pembelajaran. Tapi yang tidak kita butuhkan adalah terjebak dalam jebakan perbandingan tanpa henti, keraguan berulang, dan langkah yang tertunda. Ada perbedaan antara menjadi orang yang berpengetahuan dan menjadi orang yang kelebihan beban informasi. Dan perbedaan itu terletak pada kemampuan kita untuk berhenti sejenak dari menyerap, lalu mulai menciptakan, bertindak, atau sekadar menarik napas panjang. 

Saya ibaratkan dengan tanaman. Ia butuh cahaya matahari, air, dan udara untuk tumbuh. Tapi jika diberi terlalu banyak, terlalu banyak matahari, air, atau karbon dioksida, ia justru bisa busuk, lemas, atau layu. Pikiran kita juga begitu. Ia butuh pengetahuan, iya, tapi dalam kadar yang pas. Tujuannya adalah keseimbangan, bukan kelebihan. 

Dalam pengalaman pribadi saya, kejernihan itu sering kali tidak datang dari belajar lebih banyak. Justru, ia hadir ketika kita mulai melakukan lebih sedikit, mengurangi konsumsi, mengurangi keraguan, dan mulai berkomitmen pada pilihan yang memang terasa benar di dalam diri. Dunia boleh berteriak memberikan seribu arah, tapi hanya kamu yang akan menjalaninya. Percayalah bahwa setiap langkahmu, meski ragu-ragu sekalipun, tetap berarti. Percayalah bahwa waktumu tidak salah hanya karena berbeda dari yang lain. 


Jadi, jika kamu merasa kewalahan, ambillah napas panjang. Ambil jarak. Tidak perlu mengejar semua jawaban. Sebaliknya, temukan irama langkahmu sendiri. Kecilkan volume dunia luar, dan naikkan volume hatimu sendiri. Kamu tidak tertinggal. Kamu tidak kehilangan arah. Kamu hanya sedang mencoba untuk tetap melangkah di dunia yang bergerak terlalu cepat. 

Pada akhirnya, jangan biarkan lautan informasi menenggelamkan jati dirimu. Biarkan ia memberimu wawasan, ya tapi jangan sampai ia mendikte hidupmu. Karena keputusan paling bijak sering kali tidak datang dari tahu segalanya,tapi dari mengenal siapa dirimu.

Comments